a. Terjadi Pertentangan di Antara
Negara-Negara Eropa
Pertentangan yang terjadi di antara
negara-negara Eropa itu, antara lain sebagai berikut..
1). Pertentangan Jerman dengan Prancis
Pertentangan Jerman dengan Prancis sudah
berlangsung sejak lama. Terakhir, Prancis mendendam Jerman karena kekalahan
perangnya pada tahun 1871. Akibat kejadian tersebut, timbullah keinginan
Prancis untuk membalas kekalahan terhadap Jerman.
2). Pertentangan Jerman dengan Inggris
Pertentangan Jerman dengan Inggris
disebabkan persaingan dalam bidang industri, imperialisme modern, dan Angkatan
Laut. Untuk melindungi industrinya, Inggris memberi tanda pada barang impor
Jerman dengan tulisan "Made in Germany". Hal ini dirasakan oleh Jerman sangat merugikan. Persoalan perebutan daerah
untuk keperluan imperialisme modern yang terjadi di Afrika dan Timur jauh juga
menambah pertikaian kedua negara tersebut.
3). Pertentangan Jerman dengan Rusia
Pertentangan Jerman dengan Rusia
disebabkan Jerman tidak mau lagi memberikan pinjaman uang untuk pembangunan
industri Rusia. Akibatnya, Rusia memihak Prancis sebagai lawan utama Jerman.
Jerman juga membantu Turki dalam pembangunan jalan kereta api di Bagdad,
padahal Turki merupakan musuh besar Rusia sebab menghalangi Politik Air Hangat-nya ke Laut Tengah.
4). Persaingan antara Austria dan Rusia
dalam Merebut Balkan
Menjelang abad ke-19, kedudukan bangsa
Turki sebagai penguasa wilayah Balkan makin mundur. Merosotnya kekuasaan Turki
menyebabkan bangsa-bangsa di Balkan bangkit membebaskan diri dari kekuasaan
Turki.
Bangsa Yunani dibawah pimpinan Alexander Ispilanti mengangkat senjata demi kemerdekaan
bangsanya dari kekuasaan Turki. Oleh karena itu, berdirilah negara Yunani yang
merdeka pada tahun 1829.
Bangsa Serbia ingin mendirikan negara Serbia
Raya yang merupakan gabungan bangsa-bangsa Slavia di Balkan, sedangkan Kerajaan
Austria ingin menggantikan kedudukan Turki di Balkan. Hal itu menyebabkan
timbulnya pertentangan antara Austria dan negara-negara Balka, khususnya Serbia
yang ingin membentuk Negara Serbia Raya.
Rusia juga ingin menguasai Balkan supaya
memiliki daerah perairan Laut Tengah. Hal itu menyebabkan timbulnya
pertentangan dengan Rusia, Austria, dan Turki. Jadi, persoalan di Balkan
menjelang Perang Dunia I adalah sebagai berikut...
a). Kekuasaan Tukir makin merosot
sehingga tidak mampu mempertahankan jajahannya di Balkan.
b). Negara Austria yang berbatasan
dengan wilayah Balkan ingin menggantikan kekuasaan Turki di Balkan.
c). Rusia yang ingin mendapat pelabuhan
di tepi Laut Tengah juga ingin menguasai Balkan
d). Bekas daerah jajahan Turki di Balkan
ingin mendirikan negara besar dibawah pimpinan bangsa Serbia yang tidak
disetujui oleh sebagian negara Balkan.
b. Timbulnya Persekutuan Militer
Beberapa negara Eropa berusaha mencari
kawan karena taku ancaman dari negara saingannya. usaha mencari kawan
menyebabkan timbulnya persekutuan militer yang bertujuan menghadapi ancaman
atau serangan dari bangsa lain secara bersama-sama.
Semula Jerman bersekutu dengan Austria
untuk mengadapi Rusia (1878). Selanjutnya, pada tahun 1882 Italia masuk ke
dalam persekutuan Jerman-Austria-Hongaria agar kedudukannya terhadap Prancis
kuat, Oleh karena itu, terbentuklah Triple Al-Aliance. Ketiganya disebut negara Sentral sebab letaknya di tengah Eropa.
Meskipun sebelumnya bermusuhan, Inggris
dan Prancis bersekutu dalam menghadapi Jerman. Mereka tergabung dalam
persekutuan Entene Codiale (1904). Begitu juga dengan Rusia, masuk sebagai anggota persekutuan Enter Codiale karena bermusuhan dengan Jerman. Oleh
karena itu, terciptalah Triple Entente (1907) sebagai reaksi terhadap pembentukan Triple Aliance. Anggotanya disebut Negara Sekutu (Allied Power).
c. Timbulnya Perolombaan Senjata
Untuk mengadapi serangan mendadak dari
lawan, setiap negara berusaha mempersenjatai diri. Kaum industrialis
menciptakan senjata modern dan dijual kepada negara yang bermusuhan. Saling
curiga akibat perlombaan dalam persenjataan menyebabkan keadaan Eropa tegang
dan panas.
2. Penyebab Langsung Terjadinya Perang
Dunia I
Latihan perang yang dilakukan Austria di
Sarajevo dianggap Serbia sebagai pameran kekuatan. Putra Mahkota Austria, Erans Ferdinand pada saat mengunjungi latihan tersebut
dibunuh oleh pemuda Serbia bernama Princip. Pada tanggal 28 Juni
1941 Austria menuntut Serbia untuk menyerahkan pembunuhnya dalam tempo satu
bulan. Namun, permintaan tersebut tidak dihiraukan oleh Serbia yang mendapat
dukungan Rusia. Untuk itu Austria menyatakan perang terhadap Serbia. Peristiwa
terbunuhnya Frans Ferdinand merupakan sebab khusus terjadinya Perang Dunia
I.
Kronologis Perang
Dunia I
Kronologis Perang Dunia I-Peristiwa pembunuhan
Putra Mahkota Austria, Frans Ferdinand oleh seorang Serbia pada tanggal 28 Juni
1914 memicu terjadinya perang antara Austria dan Serbia. Adanya sistem persekutuan
militer menyebabkan peperangan segera meluas ke berbagai negara. Pada tanggal 1
Agustus 1914 Prancis juga menyatakan perang terhadap Jerman. Selanjutnya, pada
tanggal 4 Agustus 1914 Inggris menyatakan perang terhadap Jerman. Negara yang
terlibat perang segara meluas keluar Eropa, seperti Jepang, Cina, Amerika
Serikat, Kanada, Australia, dan Selandia Baru. Karena daerah peperangan yang
luas hampir separuh dunia dan juga banyaknya negara yang terlibat. Perang itu
disebut Perang Dunia.
Negara yang terlibat dalam Perang Dunia
I dibedakan menjadi dua blok yaitu Blok Sentral dan Blok Sekutu.
1. Blok Sentral
Blok Sentral terdiri dari negara Jerman,
Austria, Hongaria, Tukir, dan Bulgaria. Italia yang sebelumnya menjadi anggota Triple Alliance akhirnya memihak Entente Codiale karena menginginkan daerah Tirol
Selatan, Istria, dan Dalmatia yang dikuasai Austria.
2. Blok Sekutu
Blok Sekutu terdiri dari negara Prancis,
Rusia, Serbia, Belgia, dan Inggris beserta negara dominionnya. Amerika Serikat
baru pada tahun 1917 menyatakan perang setelah kapal dagangnya ditenggelamkan
Jerman. Keterlibatan Amerika Serikat sebagai negara besar yang mendukung Blok
Sekutu menjadi salah satu sebab kalahnya Blok Sentral. Jepang sebagai salah
satu negara di Asia ikut berperang melawan Jerman sebab menginginkan jajahan
Jerman di Timur Jauh. Anggota Blok Sekutu seluruhnya berjumlah 23 negara.
Perang Dunia I yang melibatkan banyak negara terbagi dalam beberapa medan pertempuran
antaralain sebagai berikut...
1. Medan Pertempuran Barat
Tentara Jerman berusaha menyerang Belgia
dan Prancis. Mereka berhasil menduduki dan menyerang Prancis dari sebelah
utara. Mereka berhasil memasuki belakang garis pertahanan Prancis sampai
akhirnya mendekati Paris. Keadaan ini menyebabkan pemerintahan Prancis
berpindah ke Bordeaux.
Dalam pertempuran di dekat Sungai Marne
pada bulan September 1914, tentara Jerman di bawah pimpinan Jenderal Von Moltke berhasil ditahan tentara Prancis.
Sesudah itu, perang yang tadinya melaju dengan cepat berubah menjadi perang parit. Untuk jangka waktu tertentu, kedua belah pihak bertahan dalam parit-parit
pertahanan sehingga peperangan bersifat statis. Sesudah Amerika Serikat ikut
berperang di pihak Sekutu, peperangan di Medan pertempuran barat di bawah
komando Marsekal Foch mendapat kemajuan. Tentara Amerika Serikat di bawah pimpinan Jenderal John J.Pershing dan Inggris di bawah
pimpinan Jenderal Allenby berhasil mendesak pertahanan Jerman di bawah pimpinan Luddendorf.
2. Medan Pertempuran Timur
Pada saat tentara Jerman menyerbu
Belgia, tanggal 17 Agustus 1914 tentara Rusia dengan kekuatan 200.000 orang
menyerbu wilayah timur Jerman. Semula tentara Rusia di bawah pimpinan Jenderal Brusilov berhasil mendesak Jerman. Akan tetapi,
setelah Jerman dapat memantapkan diri dalam perang parit di Prancis, sebagian
pasukannya dikerahkan ke medan pertempuran timur. Akibatnya, serangan tentara
Rusia ini dapat dihancurkan oleh tentara Jerman dibawah pimpinan Jenderal Hindenburg dan Ludenddorff di daerah Tannenberg. Italia yang memihak Sekutu melakukan serbuan dari selatan ke arah pihak
Sentral. Oleh karena itu, Jerman menghadapi tiga serangan sekaligus, yaitu arah
medan pertempuran barat, timur, dan selatan. Meskipun tidak begitu kuat, berkat
bantuan Sekutu, Italia berhasil menahan serangan tentara
Austria-Hongaria.
Turki bersekutu dengan Jerman menghadapi
tentara Rusia dalam pertempuran di Kaukasus dan di sekitar Laut Kaspia. Turki berusaha
mengusir tentara Inggris dari Syria dan Mesir dengan serbuan yang besar. Namun,
serbuan itu dapat ditahan Inggris. Angkatan Laut Inggris masih tetap menguasai
lautan dan mendaratkan pasukannya di Teluk Persia untuk menyerang Turki dari
belakang. Akibat serbuah Inggris, pertahanan Turki menjadi Kacau-balau.
Usaha menahan bantuan Jerman ke Turki,
pada tahun 1915 Angkatan Laut Inggris berusaha menduduki Selat Dardanella, Laut Marmora, dan Selat Bosporus yang penting artinya untuk strategi
perang. Namun, usahanya dapat digagalkan Turki di bawah pimpinan Mustafa Kemal Pasha. Pada tahun 1918 Inggris mundur ke Yunani
dan berhasil mengalahkan Bulgaria. Sementara itu, Turki akhirnya menyerah
kepada Inggris yang memperoleh bantuan bangsa Arab dan Yahudi.
3. Medan Pertempuran Laut
Laut merupakan medan pertempuran yang
banyak menimbulkan korban. Inggris sebagai negara maritim di bawah pimpinan Laksamana John Jellicoe mengakan blokade
terhadap Jerman. Untuk menerobos blokade laut yang dilakukan Inggris, Jerman
mengumumkan perang kapal selam tidak terbatas. Jerman menyatakan
bahwa Semua kapal yang memasuki Inggris akan ditenggelamkan. Akibatnya, banyak
kapal Inggris yang ditenggelamkan. Hubungan Jerman dengan jajahannya di Asia
dan Afrtika terputus. Oleh karena itu, beberapa jajahan Jerman dapat
ditaklukkan Sekutu. Jepang yang memihak Sekutu berhasil merebut jajahan Jerman
di Pasifik dan Asia Timur. Kapal perang Jerman di Asia Timur yang berlayar
menuju Lautan Atlantik akhirnya dihancurkan oleh Angkatan Laut Inggris dan
sekutunya.
Pada tahun 1917 tentara Jerman
menggelamkan banyak kapal dagang Sekutu, khususnya yang menuju Inggris. Kapal
milik Amerika Serikat yang pada saat itu tidak terlibat perang juga
ditenggelamkan. Oleh karena itu, Amerika Serikat yang merasa dirugikan pada
bulan April 1917 mengumumkan perang terhadap Jerman.
Sesudah berlangsung hampir empat tahun,
Perang Dunia I berakhir dengan kekalahan di pihak Blok Sentral. Kekalahan
perang pihak Blok Sentral disebabkan oleh hal sebagai berikut....
a. Jumlah anggota Blok Sekutu lebih
banyak (23 negara) sehingga dari segi kekuatan pun lebih kuat, apalagi dengan
masuknya Amerika Serikat.
b. Ada perpecahan di pihak Blok Sentral.
Italia yang semula ikut Blok Sentral, berbalik memusuhinya sebab menginginkan
daerah-daerah yang dikuasai Austria.
c. Terjadinya pemberontakan rakyat di negara
anggota Blok Sentral yang mulai bosan berperang dan tidak mau lagi mendukung
pemerintahannnya.
Pemberontakan itu dipimpin kaum sosialis
komunis yang meniru gerakan di Rusia. Kaisar Frans Josef dari Austria dan Kaisar Wilhelm II dari Jerman dipaksa turun takhta. Kekaisaran Jerman diubah menjadi republik
dan menyerah kepada Sekutu.
Perang Dunia I berakhir dengan dua perjanjian
damai yang penting, yaitu Perjanjian Versailles dan Perjanjian Sevres (kemudian diubah menjadi Perjanjian Lausanne). Perjanjian
Versailles dilakukan antara Jerman dan Sekutu. Perjanjian Sevres dilakukan
antara Turki dan Sekutu. Dalam perjanjian Versailes (1919) ditetapkan, antara
lain sebagai berikut...
a. Jerman menyerahkan wilayah Elzas Lotharingen kepada Prancis dan wilayah Eupen Malmedi kepada Belgia.
b. Wilayah Danzig dan sekitarnya menjadi kota merdeka dibawah perwalian LBB.
c. Wilayah Saar berada di bawah perwalian LBB selama 15 tahun, kemudian akan diadakan plebisit, yaitu pemungutan suara umum di suatu daerah untuk menentukan status
daerah tersebut.
d. Jerman kehilangan semua daerah
jajahannya dan diserahkan kepada Inggris, Prancis, dan Jepang.
e. Jerman membayar ganti rugi sebesar
132 miliar mark
f. Angkatan perang Jerman
diperkecil
g. Kapal dagang Jerman diserahkan kepada
Inggris sebagai ganti kerugian perang.
h. Wilayah Jerman di sebelah barat Sungai Rijn diduduki Sekutu sebagai jaminan selama
15 tahun.
Akibat Perang Dunia di
Berbagai Negara Kawasan
Perang Dunia I yang berlangsung selama
empat tahun memakan korban delapan juta orang tewas dan luka-luka di medan
pertempuran. Sebagian besar peperangan berlangsung di Eropa sehingga seluruh
Eropa mengalami kehancuran di segala sektor kehidupan. Pertanian terbengkalai
dan rusak sehingga persediaan bahan makanan sangat kurang dan banyak terjadi
bencana kelaparan. Perdagangan antarnegara terputus sehingga Eropa terancam
kekurangan bahan mentah, bahan baku, dan bahan makanan. Kehancuran sebagai
akibat Perang Dunia I tidak hanya dirasakan oleh pihak yang kalah perang,
tetapi juga oleh negara pemenang perang.
Posisi Rusia dalam Perang Dunia I sangat
tidak menguntungkan karena berjuang sendirian di medan pertempuran timur
melawan Jerman dan sekutunya. Untuk menghadapi peperangan itu, Rusia terpaksa
mengadakan mobilisasi umum, yaitu mengerahkan
tenaga rakyat untuk bela negara. Hal itu memperparah keadaan Rusia karena
pertanian terbengkalai sehingga terjadi kekurangan bahan makanan. Keadaan itu
diperburuk lagi dengan kekalahan pasukan dan milisi Rusia di hampir semua medan
perang. Masalah itu mematangkan situasi yang mendorong meletusnya Revolusi Komunis. Revolusi terjadi pada tahun 1917 dipimpin
oleh Lenin.
Kehancuran yang lebih hebat dialami oleh
Jerman dan sekutunya sebagai negara yang kalah perang. Selama perang
berlangsung, perekonomian Jerman mengalami kehancuran. Tingkat inflasi
membubung tinggi. Hasil keputusan Perjanjian Versailles pada tahun 1919 yang mengakhiri peperangan terlampau berat bagi Jerman.
Jerman telah kehilangan seluruh daerah pusat industri, armada kapal dagang, dan
daerah koloni, serta masih harus membayar pampasan perang dalam jumlah besar.
Akibat kalah dalam Perang Dunia I,
Kekaisaran Jerman dihapuskan dan diganti republik dengan nama Republik Weimar. Republik baru itu harus menghadapi berbagai kesulitan akibat Perang Dunia
I. Di tengah kesulitan dan kesengsaraan hidup. Adolft Hitler mengembangkan Naziisme yang meruakan ideologi Partai Buruh
Jerman, National Sozialitische Deutsche Arbeiter
Partei (NSDAP) yang dapat juga disebut Partai Nazi.
Turki juga sangat menderita akibat
Perang Dunia I. Turki tidak lagi menjadi negara beswar di Timur Tengah sebab
daerah jajahannya diambil oleh negara lain. Misalnya, Mesir, Palestina,
Yordania, Irak dan Siprus diambil oleh Inggris;Syria dan Libanon diambil oleh
Prancis; Libia diambil oleh Italia.
Perang Dunia I juga memunculkan
negara-negara baru, seperti Finlandia, Polandia, Cekoslowakia, Yugoslavia,
Hongaria, Mesir, Arab Saudi, Suriah, Lebanon, dan Yordania.
Kesengsaraan, kemusnahan, dan kekacauan
akibat Perang Dunia I juga menimbulkan keinginan bangsa-bangsa di dunia untuk
menciptakan perdamaian. Menjelang akhir Perang Dunia I, Presiden Woodrow Wilson (1856-1924) dari
Amerika Serikat mengusulkan 14 pasal perdamaian dunia. Konsep 14 pasal
perdamaian tersebut menjadi pendorong terbentuknya Liga Bangsa-Bangsa (League of Nations). Keinginan menciptakan perdamaian
dunia mengakibatkan dibentuknya Liga Bangsa-Bangsa pada tahun 1919 yang
berkedudukan di Jenewa, Swiss.
Pengaruh Perang Dunia
I Terhadap Kehidupan Politik di Indonesia
Perang Dunia I yang meletus pada tahun
1914, pengaruhnya juga sampai di Indonesia. Sekalipun pemerintah Belanda
menyatakan netral, tetapi pemerintah Hindia Belanda memusatkan perhatiannya
pada pertahanan laut, dengan membangun pelabuhan-pelabuhan baru. Disadari pula
tidak mungkin mempertahankan wilayah yang demikian luas, tanpa mengikutsertakan
penduduk pribumi.
Gagasan untuk mengikutsertakan pribumi
dalam milisi sebagai pasukan nonreguler terkenal dengan sebutan Indie Weerbaar (Hindia yang berketahanan) lahir sebelum
pecah perang dunia. Gagasan ini mula-mula didukung oleh kalangan militer tetapi
setelah pecah Perang Dunia I gagasan itu ditinggalkan.
Budi Utomo sebagai organisasi Pergerakan
Nasional menganjurkan agar kaum pribumi membantu keamanan Tanah Air sendiri.
Anjuran ini mendapat tanggapan yang berbeda dari berbagai organisasi Pergerakan
Nasional. Ada yang mendukung dan ada yang menolak. Pada bulan Juli 1916
dibentuk Comite Indie Weerbaar yang didukung oleh organisasi Pergerakan
Nasional, namun demikian pemerintah Hindia Belanda tidak menyetujuinya. Dalam
Perang Dunia I juga muncul tuntutan kepada pemerintah kolonial untuk mengadapak
pembaharuan pemerintahan dan pembentukan lembaga perwakilan rakyat. Menanggapi
tuntutan tersebut maka bulan Desember 1916 undang-undang pembentukan Volksraad (Dewan Rakyat) disahkan oleh Parlemen
Hindia Belanda dan secara resmi membentuk Volksraad yang anggotanya dari wakil-wakil organisasi-organisasi di Indonesia dan
juga perwakilan orang-orang Belanda.
Dalam perjalannya, Volksraad tidak mampu
menampung aspirasi para anggotanya. Perjuangan mereka melalui dewan tersebut
terasa kurang begitu diperhatikan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda. Oleh
karena itu, kepada pemerintah kolonial Belanda didesak untuk segera mengganti Volksraad dengan parlemen pilihan rakuat. Untuk
memperkuat tuntutannya, partai-partai menggabungkan diri dalam organisasi Radikale Consentratie. Untuk meredakan situasi, pada sidang Volksraad
tanggal 18 November 1918, Gubernur Jenderal Hindia Belanda menyampaikan pidato
yang menjanjikan pembaharuan pemerintahan di Indonesia. Pidato gubernur
jenderal ini dikenal sebagai Janji November atau November Belofte. Akan tetapi, setelah
selesai Perang Dunia I pemerintah kolonial Hindia Belanda bersika lebih
reaksioner.
Berakhirnya Perang Dunia I menimbulkan
perasaan antikolonialisme dan antimperialisme pada bangsa-bangsa terjajah di
Asia dan Afrika makin menonjol, lebih-lebih setelah adanya seruan Presiden Amerika Serikat, Wooldrow Wilson tentang hak menentukan nasib sendiri bagi setiap bangsa. Partai-partai
politik di Indonesia dan perhimpunan Indonesia di Negeri Belanda juga
terpengaruh oleh situasi demikian. Kemantangan dalam perjuangan dan sikap keras
yang diambil pemerintah kolonial Hindia Belanda menyebabkan sikap moderat makin
ditinggalkan dan sikap radikal mkin menonjol. Sikap radikal ini ditandai oleh
taktik nonkooperatif dari pihak partai-partai politik. Artinya, dalam
memperjuangkan cita-citanya mereka tidak mau bekerja sama dengan pemerintah
kolonial Hindia Belanda terutama di bidang politik. Semua hal yang diperlukan
untuk mencapai cita-cita itu akan diusahakan sendiri, antara lain dengan
memperkukuh persatuan nasional, memajukan pendidikan, dan meningkatkan
kegiatan-kegiatan sosial untuk mensejahterakan rakyat. Mereka juga tidak mau
memasuki dewan-dewan perwakilan yang dibentuk oleh pemerintah kolonial baik di
pusat maupun di daerah.
Pengaruh atau Kondisi
Ekonomi di Berbagai Daerah di Indonesia pada Masa antara Perang
Perang Dunia I mengakibatkan kehancuran
ekonomi diberbagai negara-negara di Eropa dan kegoncangan perekonomian di dunia
pada umumnya. Berakhirnya Perang Dunia I menyebabkan dunia mengalami depresi
ekonomi termasuk pula di Indonesia. Di berbagai daerah banyak terjadi
penjatahan beras terutama di kota-kota besar seperti Surabaya, Semarang, dan
Jakarta. Di sisi lain, upah buruh tidak mengalami perbaikan. Akibatnya,
kehidupan rakyat dan kaum buruh sangat sulit.
Memasuki tahun 1920 kegiatan ekspor
mulai menurun, dan setelah terjadi krisis ekonomi pada tahun 1921. Akibatnya,
kerugian besar diderita oleh perusahaan-perusahaan Barat yang beroperasi di
Indonesia. Untuk mengadakan imbangan dan mengejar neraca surplus perdagangan,
produksi barang ekspor seperti hasil perkebunan dan pertambangan diperbesar dan
diperluas.
Dengan demikian, pemerintah kolonial
Belanda tetap mendapatkan keuntungan besar seperti sebelum terjadi krisis.
Untuk mengatasi biaya dan agar keuntungan tetap besar itu, pemerintah kolonial
melakukan cara penghematan dalam anggaran belanja terutama untuk gaji pegawai,
anggaran pendidikan, kesehatan, dan sosial yang semuanya langsung menyangkut
kehidupan rakyat Indonesia. Pemecatan secara besar-besaran terhadap buruh
Indonesia diberbagai perusahaan dan perkebunan menambah berat badan masyarakat
Indonesia. Buruh-buruh yang dipecat itu kembali ke desa masing-masing tanpa
penghasilan lagi. Mereka kemudian hidup menumpang pada sanak saudaranya yang
sudah serba kekurangan di desa.
Kondisi ekonomi yang memburuk terus
berlanjut dan mencapai puncaknya ketika terjadi krisis besar dunia pada tahun
1929. Krisis tersebut juga berpengaruh langsung terhadap kehidupan ekonomi di
Indonesia. Krisis ekonomi tersebut berkecamuk di seluruh wilayah Indonesia baik
di kota maupun di desa dan merata dan dirasakan oleh segenap lapisan
masyarakat.
Tingkat kemakmuran rakyat pada tahun
1930-1933 sangat merosot. Berbagai harga bahan ekspor seperti, karet, kopra,
lada, kopi, kulit, dan hasil hutan, maupun harga hasil bumi yang dijual di
pasar dalam negeri seperti buah-buahan, bambu, beras, lada, dan bawang merosot
hingga 60-71%.
Kemunduran yang besar dalam industri
gula merupakan pukulan hebat. Kerugian tidak hanya dirasakan bagi
perusahaan-perusahaan yang bersangkutan saja, tetapi juga bagi kemakmuran
rakyat. Uang yang diedarkan dalam bentuk upah buruh pada tahun 1929 berjumlah
102 juta, tetapi dalam tahun 1934, jumlah tersebut berkurang menjadi 10
juta.
Krisis ekonomi dunia tahun 1929, menimpa
Indonesia dengan amat hebat. Sebagai negeri penghasil ekspor bahan makanan dan
bahan mentah, Indonesia menderita lebih parah akibat turunnya harga di pasaran
dunia daripada negara-negara industri. Harga barang impor hasil pabrik tidak
turun sedemikian banyaknya sehingga Indonesia harus mengeluarkan barang ekspor
lebih banyak agar dapat memasukkan barang sebanyak seperti sebelum masa
krisis.
Pengurangan jumlah tengara buruh
berkebunan dan pertambangan menciptakan banyak pengangguran di Pulau Jawa dan
daerah-daerah Indonesia lainnya. Hal ini mengakibatkan peningkatan kerusuhan
dan kejahatan di berbagai daerah karena didorong oleh keadaan ekonomi yang sangat
sulit.
Akibat dari krisis ekonomi,
didaerah-daerah minus, seperti didaerah pegunungan kapur utara dan daerah
Gunung Kidul banyak terjadi bencana kelaparan. Demikian juga di daerah tambang
Umbilin (Sawah Lunto) nasip para buruh tambangnya lebih buruk lagi. Demikianlah
keadaan ekonomi Indonesia selama masa krisis yang terjadi antara Perang Dunia I
dan Perang Dunia II
Casino Games - Gambling Guides
ReplyDeleteOnline 이스포츠 Casino Games are a very 바카라시스템 popular form of 외국 라이브 gambling. You are marathon bet probably not familiar with the game, 바카라 검증 but you can learn about the casino games at